Pada jaman penjajahan Belanda sewaktu gampong Tampang masih merupakan pusat dari pemerintahan Ulee Balang Samadua. Konon ceritanya kenapa gampong Tampang diberi nama dengan Desa Tampang, ketika itu di tengah-tengah gampong ditumbuhi dengan pohon –pohon besar dan banyak buahnya yang kemudian buah tersebut menghasilkan bibit (dalam bahasa Jame bibit dinamakan Tampang). Apabila masyarakat gampong lain yang ada dalam wilayah Ulee Balang Samadua ingin menanam pohon, mereka akan datang ke Gampong Tampang untuk mengambil bibit tanaman untuk ditanami di gampong masing-masing. Bibit-bibit tanaman tersebut antara lain bibit mangga, durian, jeruk, rambutan, langsat dll. Makanya masyarakat Samadua ketika itu membuat nama gampong penghasil bibit-bibit tanaman tersebut dengan nama Gampong Tampang.